Membawa Pesan Damai

Tyan Yestenia
2 min readMar 15, 2019

--

Kalau melihat berita di televisi atau portal berita online, rasanya setiap hari kita akrab dengan berita-berita yang menyedihkan terjadi di sekitar kita. Pencurian, pembunuhan, korupsi, perang antar suku, perang politik, keuangan dunia memburuk, dan sumber daya makin mahal.

Hal-hal itu membuat manusia sulit melihat Allah yang kita sebut Maha Kuasa. Sering kita dengar pertanyaan bernada kecewa, “jika Allah ada mengapa ada peperangan dan kelaparan?”. Manusia mempertanyakan dimana kedamaian. Namun sesungguhnya jika kita mau melihat lebih jauh, kesejahteraan fisik dan ketenangan politik dunia bukanlah pengertian kata “damai” yang disebutkan di dalam Firman Tuhan.

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)

Kata Ibrani untuk “perdamaian”,” shalom”, sering digunakan dalam merujuk pada penampilan ketenangan dan ketenangan individu, kelompok, dan bangsa. Tetapi makna kedamaian yang lebih dalam dan lebih mendasar adalah “keharmonisan spiritual yang ditimbulkan oleh pemulihan individu dengan Allah.”*

Paulus mengingatkan kita di dalam surat Roma 5:10, bahwa kita adalah musuh Allah karena keberdosaan kita. Yesaya 64:6 juga menyatakan, bahkan kesalehan kita seperti kain kotor di hadapan Allah. Keadaan berdosa membuat kita tidak cukup mampu dan bahkan tidak memiliki keinginan untuk mencari Allah (Roma 3:11). Tetapi,

Allah menunjukkan kasihNya kepada kita !

Sejak kita diciptakan untuk memiliki dan menikmati hubungan persekutuan dengan Allah, maka pengorbanan Kristus merupakan misi terbesar Allah untuk mengembalikan kita kepada rencana Allah yang semula. Dari musuh, kembali menjadi anakNya. Hubungan yang rusak ini dikembalikan utuh karena Kristus. Inilah kedamaian yang sesungguhnya.

Dosa masuk ke dalam dunia dan menimbulkan kerusakan di segala aspek kehidupan manusia. Bagi siapapun yang belum mengenalNya, sangat mustahil untuk dapat mengupayakan perdamaian dengan sesamanya, karena jiwanya sendiri juga belum merasakan kedamaian dari Allah.

Perintah membawa damai saya maknai sebagai perintah untuk memberitakan Injil. Kekacauan yang sudah sangat parah di dunia ini hanya bisa diuraikan jika tiap-tiap orang menerima damai di dalam hatinya, yaitu damai dengan Allah melalui Yesus Kristus. Kondisi perang dan kelaparan, adalah akibat dari manusia yang tidak mampu melihat Allah sehingga ia meletakkan dirinya sebagai pusat perhatian. Bukankah kedamaian diawali ketika masing-masing individu mampu mengasihi orang lain ? Sementara sumber kasih yang sejati adalah Tuhan Yesus sendiri.

Oleh karena itu, pesan damai adalah pesan Injil. Mari beritakan !

--

--

Tyan Yestenia
Tyan Yestenia

No responses yet